Sebenarnya sejak awal kemunculannya, musik
ini diperuntukkan untuk semua kelas atau kalangan. Namun pada
perkembangannya justru musik ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari
kalangan kelas bawah. Dangdut disukai
kalangan kelas bawah karena mungkin jenis musik dangdut adalah jenis
musik yang ringan disertai dengan lirik lagu yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga penikmat musik ini tidak harus memutar
otak untuk memahami maksud dari lagu. Ada mitos bahwa musik dangdut
adalah milik rakyat kalangan bawah. Bisa jadi lantaran kebanyakan orang
desa lebih suka membeli kaset dangdut ketimbang kaset musik Barat yang
digandrungi anak kota. Banyak yang ‘alergi’ dengan lagu-lagu dangdut.
Dangdut kerap diidentikkan dengan musik yang kurang elit, kampungan,
bahkan seronok.
Bangsa ini memiliki para intelektual
berjumlah lebih sedikit dibanding yang non intelektual. Sehingga tidak
heran apabila saat dangdut begitu populer pada kalangan kelas bawah,
seluruh media massa mengeksposnya habis-habisan. Jika ditinjau dalam
segi budaya, dangdut begitu diminati masyarakat karena mempunyai
kedekatan terhadap budaya kita. Dimana musik ini menggunakan irama
melayu yang juga merupakan bagian dalam kebudayaan kita.
Meminjam istilah dari Rhoma Irama bahwa
dangdut adalah milik kaum comberan. Sebagai haji dan seniman dangdut,
Rhoma sangat meremehkan penggemarnya dengan label comberan. Entah makna
yang bagaimana yang diharapkan dari istilah tersebut. Tetapi dengan
adanya istilah tersebut, yang diproklamirkan sendiri oleh pencetus musik
dangdut semakin melegalkan bahwa dangdut benar-benar musik kaum
marginal atau pinggiran.
0 komentar:
Posting Komentar