Mendengar kata koplo di jaman sekarang akan memancing otak kita berpikir
tentang irama dangdut. Mengapa? Jawabannya karena koplo mengingatkan
kita pada genre baru dalam musik yaitu dangdut koplo. Sebenarnya
sederhana saja yang membedakan dangdut koplo dengan dangdut biasa atau
klasik yaitu pada tempo musik yang dimainkannya serta bagaiman pemain
kendang memainkan kendangnya.
Dangdut koplo pertama kali dimainkan oleh komunitas kecil di pinggiran kota Surabaya tepatnya daerah Girilaya (Gang Jarak) kurang lebih pada tahun 1993. Pada saat itu pemain kendang adalah Cak Naryo. Saat itu irama musik tersebut disebut dengan Dangdut Kotekan (musik untuk membangunkan sahur warga di bulan puasa). Permainan kendang Cak Naryo kemudian disempurnakan oleh Cak Sugeng yang pada akhirnya iramanya dikenal sebagai dangdut koplo. Pada masa ini bermunculan banyak musisi dangdut koplo hingga pada akhirnya muncul orkes-orkes melayu berbasis dangdut koplo. OM Avita muncul sebagai orkes yang mengenalkan dangdut enerjik kepada masyarakat Jawa Timur khususnya Surabaya. Setelah itu bermunculan berbagai orkes melayu yang mengusung dangdut koplo seperti OM Pallapa, OMSera, dll.
Perkembangan musik koplo akhirnya memunculkan sosok penabuh kendang koplo yang kreatif dan mempunyai improvisasi cukup bagus yaitu Cak Slamet. Cak Slamet memainkan kendangnya dengan begitu menjiwai dan tampak sangat menikmati permainannya. Dia dikenal sebagai Slamet Pallapa atau sekarang Slamet New Pallapa. Seringkali orang salah tafsir menganggap bahwa yang pertama kali ngoplo adalah Cak Slamet, padahal menurut uraian seperti di atas pelopor kendang koplo adalah Cak Naryo juga Cak Sugeng (tanpa mengurangi eksistensi Cak Slamet). Sekarang ini sudah cukup banyak musisi koplo yang muncul dengan segudang kelincahan dan keahlian. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan masing-masing, setiap pemain kendang koplo mempunyai ciri khas tersendiri. Salah satu yang mempunyai ciri khas yang cukup bisa dihapali adalah Ipank Sera. Dengan kemahirannya memainkan kendang bersama OM Sera, pendengar akan dapat menikmati dan mengetahui bahwa irama yang didengarkan adalah dari OM Sera yang mempunyai daya kreasi dan improvisasi yang sangat baik. Tidak ada musisi atau orkes yang jelek ataupun juga paling baik. Semua kembali kepada peminat dan pendengar yang menikmati. Setiap orang tentu akan mempunyai kegemaran yang mungkin sama atau mungkin juga berbeda dengan orang lain. Koplo oh koplo….
Dangdut koplo pertama kali dimainkan oleh komunitas kecil di pinggiran kota Surabaya tepatnya daerah Girilaya (Gang Jarak) kurang lebih pada tahun 1993. Pada saat itu pemain kendang adalah Cak Naryo. Saat itu irama musik tersebut disebut dengan Dangdut Kotekan (musik untuk membangunkan sahur warga di bulan puasa). Permainan kendang Cak Naryo kemudian disempurnakan oleh Cak Sugeng yang pada akhirnya iramanya dikenal sebagai dangdut koplo. Pada masa ini bermunculan banyak musisi dangdut koplo hingga pada akhirnya muncul orkes-orkes melayu berbasis dangdut koplo. OM Avita muncul sebagai orkes yang mengenalkan dangdut enerjik kepada masyarakat Jawa Timur khususnya Surabaya. Setelah itu bermunculan berbagai orkes melayu yang mengusung dangdut koplo seperti OM Pallapa, OMSera, dll.
Perkembangan musik koplo akhirnya memunculkan sosok penabuh kendang koplo yang kreatif dan mempunyai improvisasi cukup bagus yaitu Cak Slamet. Cak Slamet memainkan kendangnya dengan begitu menjiwai dan tampak sangat menikmati permainannya. Dia dikenal sebagai Slamet Pallapa atau sekarang Slamet New Pallapa. Seringkali orang salah tafsir menganggap bahwa yang pertama kali ngoplo adalah Cak Slamet, padahal menurut uraian seperti di atas pelopor kendang koplo adalah Cak Naryo juga Cak Sugeng (tanpa mengurangi eksistensi Cak Slamet). Sekarang ini sudah cukup banyak musisi koplo yang muncul dengan segudang kelincahan dan keahlian. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan masing-masing, setiap pemain kendang koplo mempunyai ciri khas tersendiri. Salah satu yang mempunyai ciri khas yang cukup bisa dihapali adalah Ipank Sera. Dengan kemahirannya memainkan kendang bersama OM Sera, pendengar akan dapat menikmati dan mengetahui bahwa irama yang didengarkan adalah dari OM Sera yang mempunyai daya kreasi dan improvisasi yang sangat baik. Tidak ada musisi atau orkes yang jelek ataupun juga paling baik. Semua kembali kepada peminat dan pendengar yang menikmati. Setiap orang tentu akan mempunyai kegemaran yang mungkin sama atau mungkin juga berbeda dengan orang lain. Koplo oh koplo….
0 komentar:
Posting Komentar