Beberapa
waktu (mungkin bulan atau tahun_pen) lalu, secara tidak sengaja aku
menonton sebuah tayangan acara televisi. Acara gosip. Pada saat itu,
acara gosip itu menampilkan rekaman wawancara seorang artis wanita yang
cukup (mungkin malah sangat) terkenal di Indonesia, khsusunya di
telinga-telinga kaum yang update berita keartisan. Si artis
wanita itu terkenal karena pakaiannya yang seronok. Ia seorang penyanyi
yang kemudian juga terjun di dunia film yang bergenre horor komedi
dewasa. Begitu kata media-media dan salah seorang kawan. Cukup sering ia
membuat kontroversi dengan berbagai macam kekontroversiannya.
Wartawan Gosip: “Mbak, bagaimana tanggapan mbak atas pencekalan diri mbak di kota Bebek oleh pemerintah daerahnya?”
Mbak Artis: “Saya nggak habis pikir. Di zaman reformasi seperti sekarang ini, kok masih saja ada pencekalan-pencekalan seperti ini. Saya heran sebenarnya pada orang-orang yang mencekal aksi panggung saya. Seharusnya yang dicekal itu para koruptor-koruptor yang maling harta rakyat itu. Bukan saya. Saya ini khan hanya mencari nafkah dengan menghibur masyarakat agar merasa senang. Pekerjaan saya khan halal. Saya tidak mencuri, mencopet, merampok atau korupsi. Bukankah menghibur orang itu ibadah? Jadi kenapa orang beribadah kok malah dicekal? Tapi terlepas dari itu, terserahlah. Rezeki sudah ada yang mengatur. Saya tidak ambil pusing.
Demikian
potongan wawancara singkat yang kusaksikan dalam sebuah acara gosip di
televisi. Sang artis itu mengatakan bahwa standar kehalalan adalah
sebatas tidak mencuri atau korupsi. Seolah-olah selain pekerjaan itu
diartikan serta merta sebagai sebuah pekerjaan yang halal. Pekerjaan
sang artis itu adalah seorang penyanyi dangdut. Dalam setiap penampilan
panggungnya, ia selalu mengenakan pakaian yang seronok dan melakukan
goyangan-goyangan yang oleh kebanyakan orang disebut goyangan erotis.
Menurutnya, pekerjaan dia itu merupakan sebuah pekerjaan yang halal.
“Goyang Dangdut Halal!” katanya. Bagaimana pendapat anda?
“Ada
dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1]
Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia
dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok,
kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak
akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium
selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
0 komentar:
Posting Komentar